INFO DUNIA SEPAKBOLA DAN FUTSAL INTERNASIONAL DAN NASIONAL

click here for see more

loading...
loading...
Powered by Blogger.

Search This Blog

Translate

TITE Mengembalikan kekuatan BRAZIL

Bangkit dan mengembalikan kekuatan sepakbola khas Brazil ala Tite
Suatu hari, di tahun 1989, seorang pesepak bola 27 tahun memutuskan untuk mengakhiri karier bermainnya setelah mengalami cedera lutut berkepanjangan. Wajar jika tak banyak yang tahu pemain ini karena dia hanyalah pemain biasa-biasa saja dari klub semenjana Brasil macam Caxias, Esportivo Bento Goncalves, Portuguesa, dan Guarani.
Nama pesepak bola itu adalah Tite, dan kini, pria kelahiran Caxias do Sul itu diserahi tugas mulia untuk memimpin Tim Nasional Brasil di kancah internasional. Nama Tite jelas tak sementerang Luiz Felipe Scolari atau Carlos Alberto Parreira yang berhasil membawa Brasil juara Piala Dunia. Tak juga seharum Carlos Dunga yang pernah mengapteni "Tim Samba" kala keluar sebagai juara di Piala Dunia 1994. Dibandingkan mereka, Tite jelas bukan siapa-siapa.
Tite menggantikan posisi Dunga pada Juni 2016 lalu saat Brasil tampil jeblok di Copa America Centenario. Bagaimana tidak, Phlippe Coutinho dan kawan-kawan saat itu tersingkir di babak penyisihan setelah hanya menduduki peringkat ketiga di bawah Peru dan Ekuador.
Sejak saat itu, status Brasil sebagai raksasa sepak bola yang pernah lima kali juara dunia, seakan runtuh. Apalagi, mereka sebelumnya juga dilumat Jerman 7-1 pada ajang Piala Dunia 2014 yang dihelat di kandang sendiri. Sampai tahun lalu, Brasil bukan lagi Brasil yang pernah begitu ditakuti.
Menjadi pelatih Brasil yang seharusnya merupakan rajanya sepak bola, tentu bukan hal yang mudah. Tite memang berhasil membawa Internacional menjuarai Copa Sudamericana serta mempersembahkan trofi Liga Brasil kepada Corinthians. Puncaknya, klub berlogo jangkar itu berhasil keluar sebagai pemenang di Piala Dunia Antarklub FIFA untuk kedua kalinya pada 2012 lalu. Walaupun begitu, Tite tak pernah sekali pun menangani, atau setidaknya, bermain untuk tim nasional. Berbeda dengan Parreira dan Scolari yang sudah berpengalaman di Kuwait sebelum dipercaya mengomando Timnas Brasil.
Sementara, Dunga yang pernah bermain untuk Brasil lebih dari satu dekade dianggap paham seluk-beluk timnas dan hal itu, diharapkan akan menjadi poin plus tersendiri. Namun, rezim Dunga berakhir dengan kegagalan.
Semua keraguan yang pernah dialamatkan padanya, dijawab dengan pasti oleh Tite. Pada laga perdana, dia berhasil memukul Ekuador tiga gol tanpa balas. Selanjutnya, Kolombia -- yang bisa dikatakan menjadi kekuatan baru di Amerika Selatan -- ditundukkan 2-1. Dua kemenangan itu hanya intro dari total sembilan laga kualifikasi Piala Dunia 2018 yang berhasil mereka sapu bersih, termasuk kala membantai Argentina 3-0 dan Uruguay 4-1.
Hebatnya lagi, Brasil di bawah arahan Tite tak hanya produktif dalam mencetak gol, tetapi juga kokoh dalam bertahan. Dari sembilan pertandingan, Seleccao telah mengemas 25 gol dan hanya kemasukan 2 gol!

Hasilnya jelas, kini Brasil bertengger di puncak klasemen Kualifikasi Piala Dunia Zona Amerika Selatan dengan 33 poin, terpaut sembilan angka dari Kolombia yang berada satu strip di bawahnya. Dengan empat laga tersisa, kini mereka telah memastikan satu tempat di Rusia tahun depan.
Memang Uruguay dan Chile masih mengemas 23 poin dan Argentina ada di urutan kelima dengan 22 angka. Akan tetapi, Uruguay dan Argentina masih akan berhadapan, sehingga keduanya tak akan mampu menyalip perolehan poin dari Brasil.
Salah satu persoalan terbesar yang diemban pelatih Brasil adalah memilih pemain. Bagaimana tidak, dengan bakat yang terus bermunculan saban hari, tentu beban besar juga secara otomatis bakal dipikulkan ke pundak Tite. Namun, pria 55 tahun itu terbukti mampu mengatasi problem tersebut melalui pemilihan pemain yang lebih variatif. Dia tak segan memanggil banyak nama baru untuk memperkuat timnas. Alhasil, tak jarang beberapa nama "asing" muncul mendampingi Neymar serta Coutinho di starting XI Brasil.
Sebagai contoh, pelatih bernama lengkap Adenor Leonardo Bacchi itu memberikan debut kepada Fagner (Corinthians) dan Taison (Shakhtar Donetsk). Selain itu, keputusannya untuk memanggil kembali Paulinho juga terbukti jitu. Pemain yang kini memperkuat Guangzhou Evergrande itu sukses mencetak hat-trick ke gawang Uruguay pada 24 Maret lalu.
Selain itu, Tite juga tak hanya memiliki keunggulan dalam hal strategi, melainkan juga bisa mampu mengayomi para pemain. Hal itu diungkapkan oleh Marquinhos yang juga merupakan anak asuhnya sewaktu berseragam Corinthians.   
"Tite adalah pelatih yang spesial. Dia memiliki kualitas, sisi kemanusiaan, [dan] dia tahu tahu bagaimana cara berbicara dengan Anda. Tite paham banyak tentang sepak bola. Dia tahu bagaimana cara untuk mengurus itu semua dan mengerti banyak hal tentang taktik serta pertemanan di lapangan," ujar bek Paris Saint-Germain itu kepada ESPN Brasil. 
Rekam jejak Tite memang tak segemilang para pendahulunya dengan keterbatasan karier serta pengalaman yang minim di level tim nasional. Akan tetapi, sepak bola tak pernah peduli tentang itu. Toh, sampai kini Tite sudah terbukti mampu mengembalikan Brasil ke habitat asalnya. dengan menjadi tim pertama yang lolos ke piala Dunia 2018 di Rusia.akankah Sang negeri dewa sepakbola kembali berjaya seperti dahulu,Mari kita simak kiprah Brazil di Piala Dunia tahun depan.
Labels: AMERIKA LATIN

Thanks for reading TITE Mengembalikan kekuatan BRAZIL. Please share...!

0 Comment for "TITE Mengembalikan kekuatan BRAZIL"

Direkrut Klub Jerman,Egy Maulana bakal lebih dulu kembangkan karir di Klub Thailand

Tawaran dari klub Eropa buat Egy Maulana Vikri terus mengalir. Kali ini salah satu klub Jerman dikabarkan sudah mengajukan tawaran bua...

Back To Top